Wednesday, May 31, 2006

Indonesia emang rawan gempa ya.....:((

Cara Bangun Rumah Tahan Gempa
Djoko Tjiptono - detikcom

Jakarta - Untuk meminimalisir korban, masyarakat harus membangun rumah yang tahan gempa. Caranya, hindari penggunaan material yang terlalu berat dan getas.

Gempa dahsyat yang mengguncang kota Yogyakarta telah menyebabkan ribuan orang tewas dan luka-luka. Sebagian besar, kondisi korban disebabkan tertimpa reruntuhan bangunan. Mereka tak sempat menyelamatkan diri saat gempa bumi berlangsung.

Fakta itu menunjukkan bahwa rumah-rumah penduduk setempat rentan sekali terhadap gempa. Kondisi ini perlu diperbaiki dengan melakukan sosialisasi teknik pembangunan rumah yang tahan gempa.

"Di daerah rawan gempa seperti Yogyakarta, harus kita kampanyekan pembangunan rumah tahan gempa," kata Direktur Pusat Studi Rekayasa Kegempaan dan Kebencanaan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Sarwidi kepada detikcom melalui telepon, Rabu (31/5/2006).

Pakar arsitektur ini menjelaskan, masyarakat Yogyakarta saat ini sudah terpengaruh gaya asing atau barat dalam membangun rumah. Mereka tidak lagi mengedepankan elemen alam, seperti kayu atau bambu, sebagai unsur utama. Masyarakat lebih senang membangun rumahnya dengan tembok dan material berat lainnya.

Menurut Sarwidi, tidak semua teknik mendirikan bangunan suatu negara cocok diterapkan di negara lain. Di Indonesia yang rawan gempa, sebaiknya rumah dibangun dengan material-material yang ringan. Tembok pun harus dibuat seliat mungkin sehingga bersifat daktail (lentur/liat).

"Teknik pembangunan rumah dengan tembok getas mungkin cocok di Inggris atau Belanda. Sebab di sana jarang terjadi gempa," ungkap Sarwidi.

Soal rumah tahan gempa, Sarwadi mengaku punya resep jitu. Menurutnya, hal pertama yang harus diperhatikan adalah tiang beton praktis. Agar bersifat daktail, campuran bahan untuk membuat tiang beton praktis ini harus tepat.

Ukuran yang baik adalah 1:2:3 untuk semen, pasir dan kerikil. Kemudian ditambahkan lagi dengan tulangan (kerangka) besi.

Tiang beton praktis ini dipasang secara horisontal di atas seluruh pondasi. Tiang beton juga digunakan untuk pojok-pojok bangunan dan bagian tengah tembok. Tapi di bagian ini, tiang beton diletakkan secara vertikal. Selanjutnya di sekeliling sambungan atap dengan tembok rumah, diletakkan balok-balok kayu.

Tembok harus tidak perlu terlalu tebal tapi harus cukup kuat. Caranya, gunakan bahan-bahan yang berkualitas baik. Termasuk juga spesi (adonan perekat) batu bata, harus benar-benar kuat.

"Unsur atap juga sangat penting diperhatikan. Hindari penggunaan genting atau material yang terlalu berat," tutur Sarwidi.(djo)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home