Saturday, June 03, 2006

Dengan senyuman dan air mata ibu itu berkata... (wasiat seorang ibu kepada putrinya yang akan menikah)

Wahai putriku....kamu menghadapi hidup baru, kehidupan yang tidak ada campur tangan ibu, bapak, dan salah seorang dari saudaramu di dalamnya. Kamu akan menjadi teman seorang laki-laki yang tidak ingin seorangpun ikut campur meski dari darah dagingmu sendiri.

Jadilah kamu sebagai istri juga ibu baginya(menyayangi bagai ibunyanya menyayangi dia. Jadikanlah dia merasa kamu adalah segala-galanya dalam kehidupannya. Ingatlah selalu bahwa lelaki siapapun dia adalah anak kecil yang besar, sedikit kamu berkata manis maka dia akan bahagia.

Jangan kamu jadikan dia merasa bahwa pernikahannya denganmu telah menghalangimu dari keluargamu, karena perasaan ini juga dia rasakan, dia meninggalakan rumah, keluarga, dan orang tuanya karenamu,hanya bedanya kamu perempuan dan dia laki-laki. Seorang wanita selalu merindukan orang tua dan tempat kelahirannya, itu wajar, tetapi kamu harus meninggalnnya. Seorang istri harus mengadapatasikanhidupnya dengan laki-laki yang menjadi suaminya dan bapak dari anak-anaknya.

Ini adalah masa kinimu, yang kamu bersama suamimu membina. Bapak ibumu adalah masa lalumu. Saya tidak menyuruhmu melupakan, bagaimanan mungkin seorang ibu melupakanmu. Tapi yang aku minta kamu mencintai suamimu dengan ikhlas...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home